KUDA RENGGONG
Ditulis oleh:
Sania Putri Oktaviani
NIM 18123005
NIM 18123005
Mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan
Kuda renggong merupakan salah satu jenis kesenian khas masyarakat sunda Jawa Barat, yang mana merupakan suatu helaran bagi masyarakat. Biasanya kuda renggong diadakan dalam acara khitanan maupun menyambut tokoh-tokoh penting. Biasanya terdapat satu sampai empat ekor kuda yang menari mengikuti irama musik.
Kesenian kuda renggong berasal dari sebuah desa yang bernama Desa Buahdua, Sumedang, Jawa Barat.
Asal mula kesenian kuda renggong, menurut salah satu seniman Kuda Renggong yang bernama Ki Encep Suhara mengungkapkan bahwa kuda renggong lahir ketika masa kepemimpinan bupati Pangeran Aria Soeria Atmadja yang memiliki seekor kuda, kemudian kuda tersebut dipercayakan kepada salah satu anak buahnya. Kuda tersebut dibebaskan di lahan yang luas dan kemudian dilatih oleh Aki Sipan, kuda tersebut dilatih agar mampu menari. Setelah kuda tersebut dilatih oleh Aki Sipan, kuda tersebut ditampilkan di kediaman Pangeran Aria Soeria Atmadja dalam acara khitanan cucunya. Akhirnya kuda yang menari tersebut dinamakan Kuda Renggong yang mengambil dari metatesis kata “Ronggeng” yang berartikan kamonesan (keterampilan) cara kuda berjalan yang mengikuti irama musik.
Bupati Pangeran Aria Soeria Atmadja sangat menyukai penampilan kuda renggong tersebut, hal ini yang menyebabkan masyarakat terus mengembangkan kuda renggong yang akhirnya menjadi sebuah kesenian sunda. Masyarakat mulai mengikuti kesenian kuda renggong ini hingga sekarang. Tidak hanya di Desa Buahdua saja, kini kesenian kuda renggong mampu disaksikan diberbagai daerah di Jawa Barat.
Pertunjukan kesenian kuda renggong dilakukan dengan cara berkekeling di sekitaran wilayah tempat acara khitan maupun penyambutan tokoh penting dilakukan. Para pemain kuda renggong biasanya orang dewasa dan dikumpulkan menjadi sebuah kelompok, yang memiliki perannya masing-masing misalnya sebagai pemain musik, sebagai pendamping kuda ketika berkeliling dan juga sebagai rekan silat kuda.
Selain berkekeliling kampung dan menari, kuda renggong juga menampilkan sebuah atraksi dimana ada satu orang yang berkelahi atau dengan nama lain “Silat” dengan kuda, yang sebelumnya kuda tersebut dilatih agar tidak melukai orang yang menjadi rekan silatnya.
Pertunjukan kuda renggong biasanya diawali dengan musik pembuka yang berjudul kembang gadung. Sebelumnya kuda disiapkan terlebih dahulu, seperti menggunakan pakaian khas kuda renggong yang memiliki warna-warna yang mencolok dan juga dilengkapi dengan 5 jenis aksesoris kuda, diantaranya:
1. Siger yang dipakai di kepala kuda,
2. Apok punduk yang dipakai dibagian pundak kuda,
3. Apok dada yang digunakan di dada kuda,
4. Ebeg yang digunakan di pinggang kuda dan ditambahkan sela yaitu tempat duduk anak yang dikhitan dan dipasang juga umbul-umbul sebagai hiasan dan
5. Bujur kuda digunakan di bagian bokong kuda.
Sesudah kuda dipakaikan aksesoris tersebut, kemudian anak yang dikhitan memakai baju yang khas yang disebut baju Budak Karya (Baju Gatot Kaca) dan dinaikkan keatas kuda.
Gambar 3 (seseorang sedang melatih kuda renggong)
Kuda renggong mengelilingi halaman rumah hajat sebelum berjalan mengelilingi kampung/desa ( arak-arakan ).
Kuda renggong biasanya diikuti oleh masyarakat yang ikut berjoget dan juga diikuti oleh delman yang dihias dari belakang. Delman tersebut dinaiki oleh keluarga yang dikhitan ataupun kerabat yang membantu acara tersebut.
Waditra yang digunakan dalam kesenian kuda renggong terdiri dari, tambur, bedug, kecrek, goong kecil, goong besar, terompet, dua buah bonang dan accu mobil untuk sound. Musik tersebut dinamakan musik Tanji.
Hingga zaman sekarang, kesenian kuda renggong masih diminati oleh masyarakat sunda. Namun terdapat perubahan dalam cara pertunjukannya, misalnya dalam lagu yang dibawakan untuk mengiringi kuda renggong, dahulu musik yang dibawakan seperti buah kawung, kembang gadung dan yang lainnya, tapi di masa sekarang lagu-lagu yang dibawakan ketika berkeliling cenderung menggunakan lagu-lagu bergenre dangdut maupun pop sunda.
Sumber :
Narasumber Yoga Pratama
salah satu seniman Kuda Renggong asal daerah Cicalengka, Jawa Barat.
lingkung seni Satria Muda, Cicalengka, Kab. Bandung Jawa Barat
salah satu seniman Kuda Renggong asal daerah Cicalengka, Jawa Barat.
lingkung seni Satria Muda, Cicalengka, Kab. Bandung Jawa Barat
Foto :
Foto 1 http://renggongsumedang13.blogspot.com/2016/05/sejarah-kuda-renggong.html
Foto 2 Diambil di Kp. Pamoyanan, Cicalengka, Jawa Barat ( di kediaman narasumber)
Foto 3 Diambil di Kp. Pamoyanan, Cicalengka, Jawa Barat ( di kediaman narasumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata mencerminkan jati diri =)