Senin, 20 Mei 2019

GAMELAN SARI ONENG MATARAM, HADIAH ADU KEMIRI

GAMELAN SARI ONENG PARAKAN MATARAM

Ditulis oleh:
Nandi apriansah
NIM: 18123011

Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan seni karawitan.


Gambar 1 (gamelan sari Oneng Mataram)

Gamelan sari oneng mataram merupakan salahsatu gamelan kuno koleksi museum Prabu Geusan Ulun Sumedang.  Gamelan ini merupakan pemberiandari mataram yang diterima pada tahun 1691 oleh Pangeran Panembahan (Rangga Gempol III) sebagai hadiah atas kemenangan Senapati Sumedang terhadap Senapati Mataram pada permainan adu kemiri.
Gamelan Sari Oneng Mataram berlaras pelog dan terbuat dari perunggu.  Hingga saat ini, Gamelan Sari Oneng mataram masih terlihat bagus dan belum ada kerusakan yang berarti.  Bilah-bilah dan penclon-penclonnya masih terawat dengan baik, begitupun dengan ancak-ancaknya, tidak terlihat adanya kerusakan yang berarti.  Ancaknya terbuat dari kayu jati.
Gamelan Sari Oneng Mataram merupakan seperangkat ensambel yang terdiri dari: Bonang, Rincik, Saron, Panerus, Peking, Sulikat, Katipul, Ketuk, Selentem, Gambang, Rebab, Kendang,dan Goong.  Di antara perangkat tersebut terdapat tempat menyimpan Rebab yang mempunyai Candra Sangkala “Bradanggadi Radia Kagurnitaning Wong” yang artinya Gamelan Agung kepunyaan Raja yang terkenal.
Gamelan Sari Oneng Mataram saat ini dipakai sebagai pengiring latihan tari di Padepokan Seni Dangiang Kutamaya setiap hari Minggu. Selain itu, gamelan ini secara rutin ditabuh setiap hari Kamis minggu pertamaan ketiga sebagai upaya penggalian kembali lagu-lagu (gending) buhun peninggalan leluhur Sumedang.  Gamelan ini masih cukup terawat.  Perawatan khusus masih dilakukan, yaitu setiap bulan Mulud.  Pada bulan ini gamelan ini dicuci bersama-sama dengan benda-benda pusaka lainnya dalam acara tradisi Pajang Jimat sekaligus memperingati Maulud Nabi Muhammad saw. Sepuluh hari menjelang acara tersebut gamelan ini tidak ditabuh.
Gamelan Sari Oneng Mataram dari dulu hingga sekarang adalah sebagai sarana hiburan para bupati.  Hiburan yang dimaksud disini bisa sebagai hiburan untuk kalangan mereka sendiri ataupun untuk tamu-tamu khusus yang datang ke lingkungan mereka.  Tamu-tamu khusus pada zaman dahulu misalnya utusan dari kerajaan atau kebupatian lain.  
Gambar 2 (koleksi museum Sumedang)

Pada masa bupati-bupati sebelum masa kemerdekaan, Gamelan Sari Oneng Mataram dipergunakan sebagai pengiring tari para menak Sumedang dalam acara Tayuban.  Acara tayuban ini pada era tahun delapan puluhan hingga pertengahan sembilan puluhan dilaksanakan setiap bulan di Museum Prabu Geusan Ulun, sekarang gamelan ini sudah jarang dipergunakan sebagai pengiring Tayuban karena memang sudah sangat jarang Tayuban dipergelarkan.
Repertoar lagu  terdapat dalam Gamelan Sari Oneng Mataram ada sebagai berikut:
Repertoar atau gending yang biasa disajikan dalam suatu latihan menabuh Gamelan Sari Oneng Mataram tercatat  sejumlah 14 lagu.  Diantaranya:
  1. Jipang Karataon
  2. Toropongan
  3. Barong naek Gegot
  4. Sonteng
  5. Sumiar naek sanga Gancang
  6. Amengan naek Singar
  7. Pancawarna naek Gersikan
  8. Paksi Tuwung naek Macan Ucul
  9. Cirebonan naek Singar
  10. Sura-sari naek Jonggrang
  11. Wani-wani nae Langensari
  12. Samarangan naek Samarangan gancang
  13. Karanginan naek Karanginan Gancang\
  14. Candi Rangrang naek Samarangan
  15. Jiro Keraton.
Dari kelima belas lagu tersebut, sekitar 6 buah lagu merupakan lagu kesukaan bupati Sumedang jaman dulu dan merupakan lagu pengiring tari mereka.  Lagu-lagu tersebut adalah:
  • Sura-sarinaek Jonggrang (sorog) yang merupakan lagu pengiring tari Pangeran Soeria Kusumah Adinata, 1836-1882.
  • Sonteng (sorog), yang merupakan lagu kesukaan dan pengiring tari Pangeran Mekah (Aria Soeria Atmadja) 1883-1919.
  • Samarangan naek Samarangan Gancang (sorog) yang merupakan lagu pengiring tari R.A.A Danoeningrat, bupati pensiunan Sukabumi II tahun 933-1950.
  • Karanginan naek Karanginan Gancang yang merupakan lagu pengiring R.A.A Kusumadilaga, 1919-1937.
  • Wani-wani (pelog) yang merupakan lagu pengiring tari R.A.A Soeria Natabrata bupati pensiunan sukabumi I tahun 1921-1932.
  • Barong naek Gegot (pelog) yng merupakan lagu pengiring tari Rd. Kanuruan Soeria Gunawan, onder kolektor pensiun Sumedang.
Dari keempat belas lagu tersebut, yang menjadi lagu awal adalah lagu jipang karaton dan yang menjadi lagu penutup adalah jiro keraton.

Sumber:
Wawancara dengan bu vety, pengurus museum geusan ulun sumedang

Skripsi berjudul gamelan buhun sari oneng mataram di museum prabu geusan ulun sumedang (sebuah tinjauan awal) yang disusun oleh atit widiati tahun 2001.

Sumber foto:
Website museum prabu geusan Ulun Sumedang.
Koleksi foto museum prabu geusan Ulun Sumedang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...