Senin, 29 April 2019

SENI GEMBYUNG DARI SUBANG JAWA BARAT


GEMBYUNG

Ditulis oleh:

Giant Maeztoso
NIM 18123021
Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan


Gambar 1 (pertunjukkan seni Gembyung kab. Subang)

Gembyung merupakan salah satu kesenian yang ada di Jawa Barat. Khususnya kali ini kita akan membahas kesenian Gembyung yang ada di daerah Subang, Jawa Barat, Indonesia. Namun kesenian Gembyung ini tidak hanya ada di daerah Subang saja, bahkan di Daerah Cirebon pun ada Kesenian yang dinamakan Gembyung. Pada dasarnya kesenian gembyung yang ada di Cirebon dan di Subang hampir banyak kemiripan karena berangkat dari pengalaman yang sama ialah untuk sebuah penyebaran keagaaman (Agama Islam).  Menurut Drs.H. Moddi Madiana (2017) Kesenian Gembyung Berasal dari dua suku kata yaitu Gem dan Byung. Gem yang berarti Ageman yang artinya ajaran, pedoman atau paham yang diikuti oleh manusia. Sedangkan Byung berasal dari kata Kabiruyungan yang artinya kepastian untuk dilaksanakan. Bisa kita ambil kesimpulan dari kedua arti tersebut ialah Suatu Ajaran atau pedoman yang harus dilaksanakan dan diikuti oleh manusia. Gembyung memiliki nilai-nilai keteladanan untuk pedoman hidup manusia.

Kesenian Gembyung ini biasanya dipertunjukan ketika ada upacara-upacara keagamaan misalnya dalam Isra miraj. Di Subang kesenian ini masih sangat lekat kaitannya dengan unsur magis. Contohnya disetiap pertunjuknya pasti sasajian/sasajen yang disuguhkan harus lengkap dan ketika dipertunjukan pun masih banyak orang-orang yang hilang kesadarannya. Walaupun pada mulanya kesenian Gembyung ini memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi primer yang digunakan sebagai media dakwah, kegiatan keagamaan, seni kalangenan, mengisi waktu luang dan untuk upacara kesuburan padi. Sedangkan fungsi sekunder sebagai media komunikasi, pendidikan, ekspresi dan tontonan.

Jumlah pemain dalam kesenian Gembyung ini minimalnya ada 12 orang yang mana 5 Terebang, 2 buah Kendang, goong, kendang silung, kecrek, tarompet dan juru kawih. Lagu – lagu yang di bawakanpun ada beberapa yang diambil  sama dari lagu di pantun dan di kliningan. Contohya lagu Yalaillah wae lagu tersebut merupakan berasal dari lagu kesenian Pantun. Lalu ada engko ya nur Yalah, Hindu Yalah, Kembang gadung sebagai lagu bubuka, ayun ambing, dan masih banyak lagi.

Pada perkembangannya kesenian gembyung ini tak banyak mengalami perubahan atau mengikuti perubahan jaman yang semakin pesat, kesenian ini sangat memegang teguh kesakralan yang dimilikinya. karena kesenian ini sangat kental dengan tradisinya, kesenian ini mengalami pasang surut apresiasi salah satu akibatnya perkembangan jaman yang semakin pesat ini. Kita kerucutkan ke kesenian gembyung yang ada di Perumahan Pondok Gede Kel. Dangdeur Kec. Subang Kab.Subang Jawa Barat. Kesenian Gembyung pada Padepokan Dangiang Dongdo Mengalami pembaharuan dalam peyajiannya, namun tidak menghilangkan orisinilitas yang sudah ada lebih awal. Pembaharuan itu dilakukan sebagai proses keserasian (akulturasi) dengan kesenian tradisi lainnya yang ada di Kabupaten Subang sehingga sangat dimungkinkan selalu ada penambahan alat untuk memperkaya sajiannya.

ketika kesenian Gembyung ini dimainkan tak sedikit orang yang mendengarkannya merasa ingin menggerakan tubuhnya dan mengikuti irama musiknya. Namun ketika seseorang telah merasakan dan sangat menikmati musik ini kadang ia akan kehilangan kesadarannya dan mengakibatkan hilang kendali. Meski begitu pertunjukan gembyung saat ini selalu berakhir dengan adanya permintaan dari penonton agar si musik diteruskan ke bajidoran. Dilihat dari perkembangannya pengapresiasi kesenian ini semakin hari akan semakin menipis bahkan tidak ada jika manusia sudah tak memegang teguh budaya sendiri. Maka jika bukan dari kita yang menjaga dan melestarikannya. Lantas siapa lagi ?.

Narasumber:
Drs. H. Moddi Madiana
Kesenian Gembyung  Padepokan Dangiang Dongdo
Perumahan Pondok Gede Kel. Dangdeur Kec. Subang Kab.Subang Jawa Barat. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...