GEMBYUNG
Ditulis oleh:
Giant Maeztoso
NIM 18123021
NIM 18123021
Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan
Gambar 1 (pertunjukkan seni Gembyung kab. Subang)
Gembyung
merupakan salah satu kesenian yang ada di Jawa Barat. Khususnya kali ini kita
akan membahas kesenian Gembyung yang ada di daerah Subang, Jawa Barat,
Indonesia. Namun kesenian Gembyung ini tidak hanya ada di daerah Subang saja,
bahkan di Daerah Cirebon pun ada Kesenian yang dinamakan Gembyung. Pada
dasarnya kesenian gembyung yang ada di Cirebon dan di Subang hampir banyak
kemiripan karena berangkat dari pengalaman yang sama ialah untuk sebuah penyebaran
keagaaman (Agama Islam). Menurut Drs.H.
Moddi Madiana (2017) Kesenian Gembyung Berasal dari dua suku kata yaitu Gem dan
Byung. Gem yang berarti Ageman yang artinya ajaran, pedoman atau paham yang
diikuti oleh manusia. Sedangkan Byung berasal dari kata Kabiruyungan yang
artinya kepastian untuk dilaksanakan. Bisa kita ambil kesimpulan dari kedua
arti tersebut ialah Suatu Ajaran atau pedoman yang harus dilaksanakan dan
diikuti oleh manusia. Gembyung memiliki nilai-nilai keteladanan untuk pedoman
hidup manusia.
Kesenian
Gembyung ini biasanya dipertunjukan ketika ada upacara-upacara keagamaan
misalnya dalam Isra miraj. Di Subang kesenian ini masih sangat lekat kaitannya
dengan unsur magis. Contohnya disetiap pertunjuknya pasti sasajian/sasajen yang
disuguhkan harus lengkap dan ketika dipertunjukan pun masih banyak orang-orang
yang hilang kesadarannya. Walaupun pada mulanya kesenian Gembyung ini memiliki
dua fungsi utama yaitu fungsi primer yang digunakan sebagai media dakwah,
kegiatan keagamaan, seni kalangenan, mengisi waktu luang dan untuk upacara
kesuburan padi. Sedangkan fungsi sekunder sebagai media komunikasi, pendidikan,
ekspresi dan tontonan.
Jumlah pemain
dalam kesenian Gembyung ini minimalnya ada 12 orang yang mana 5 Terebang, 2
buah Kendang, goong, kendang silung, kecrek, tarompet dan juru kawih. Lagu –
lagu yang di bawakanpun ada beberapa yang diambil sama dari lagu di pantun dan di kliningan.
Contohya lagu Yalaillah wae lagu tersebut merupakan berasal dari lagu kesenian
Pantun. Lalu ada engko ya nur Yalah, Hindu Yalah, Kembang gadung sebagai lagu
bubuka, ayun ambing, dan masih banyak lagi.
Pada
perkembangannya kesenian gembyung ini tak banyak mengalami perubahan atau
mengikuti perubahan jaman yang semakin pesat, kesenian ini sangat memegang
teguh kesakralan yang dimilikinya. karena kesenian ini sangat kental dengan
tradisinya, kesenian ini mengalami pasang surut apresiasi salah satu akibatnya
perkembangan jaman yang semakin pesat ini. Kita kerucutkan ke kesenian gembyung
yang ada di Perumahan Pondok Gede Kel. Dangdeur Kec. Subang Kab.Subang Jawa
Barat. Kesenian Gembyung pada Padepokan Dangiang Dongdo Mengalami pembaharuan
dalam peyajiannya, namun tidak menghilangkan orisinilitas yang sudah ada lebih
awal. Pembaharuan itu dilakukan sebagai proses keserasian (akulturasi) dengan
kesenian tradisi lainnya yang ada di Kabupaten Subang sehingga sangat
dimungkinkan selalu ada penambahan alat untuk memperkaya sajiannya.
ketika kesenian Gembyung ini dimainkan tak
sedikit orang yang mendengarkannya merasa ingin menggerakan tubuhnya dan
mengikuti irama musiknya. Namun ketika seseorang telah merasakan dan sangat
menikmati musik ini kadang ia akan kehilangan kesadarannya dan mengakibatkan
hilang kendali. Meski begitu pertunjukan gembyung saat ini selalu berakhir
dengan adanya permintaan dari penonton agar si musik diteruskan ke bajidoran.
Dilihat dari perkembangannya pengapresiasi kesenian ini semakin hari akan
semakin menipis bahkan tidak ada jika manusia sudah tak memegang teguh budaya
sendiri. Maka jika bukan dari kita yang menjaga dan melestarikannya. Lantas
siapa lagi ?.
Narasumber:
Drs. H. Moddi Madiana
Kesenian Gembyung Padepokan Dangiang Dongdo
Perumahan Pondok Gede Kel. Dangdeur Kec. Subang Kab.Subang Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata mencerminkan jati diri =)