Senin, 29 April 2019

TARI BUYUNG DARI KUNINGAN JAWA BARAT


TARI BUYUNG DALAM UPACARA SEREN TAUN , CIGUGUR , KUNINGAN 

Ditulis oleh:



Euis Karmila
NIM 18123011
Mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan


Gambar 1 (pergelaran tari buyung)
Desa Cigugur merupakan  daerah pegunungan  dan perbukitan  yang subur  akan sumber  air bersih  dan  alamnya yang sejuk. Kebiasaan yang sering dilakukan  oleh  kaum wanita  tempo dulu  pada saat menjelang  sore hari  atau bulan purnama tiba , seperti mencucui, mandi,  berenang,  dan mengambil  air bersih  di sebuah mata air  yang letaknya di bawah. Alat yang biasa digunakan dalam mengambil air bersih  adalah sebuah  buyung dan kendi ; buyung dengan cara disuhun (membawa  di atas kepata ) dan kendi diapit di ketiak. Kebiasaan  kaum perempuan dalam  mengambil air dengan menggunakan  buyung dan kendi  itulah, kemudian  yang mengilhami  P. Djatikusumah   beserta  istrinya Ibu  Emalia untuk dijadikan  sebuah tarian. Ide ini direalisasikan dalam sebuah tarian sekitar  tahun 1940-an, dan mulai dipertunjukkan  dalam acara Seren Taun  sekitar tahun 1970-an . ‘’Bahkan  tarian ini kemudian dipergelarkan  secara rutin setiap tahun. Pangeran Djatikusumah  berpendapat bahwa :’’ dalam  hidup ini harus ada  keseimbangan  berbudaya  baik logika maupun metafisika . Bahkan lebih jauh lagi ungkapan ‘’ dimana  bumi dipijsk  disitu Langit di jungjung. Ungkapan inilah yang  mendasari Djatikusumah  untuk merealisasikan  budaya daerahnya  kedalam bentuk tarian.
Secara konseptual  tari buyug  terdiri dari  7 ( tujuh ) formasi  antara lain Jala Sutra,  Bale  Bandung  Medang Kemulyan , Nyakra Bumi, Nugu Telu Pajajaran, dan  Rajah  Pulang. Pertunjukan tari buyung dengan formasi tersebut dimaknai masyarakat Sunda adalah masyarakat yang religius.
.

Gambar 2 (penari tari buyung)

Gerak tari Buyung cenderung lemah lembut. Pertunjukan gerak tarian yang unik juga ditampilkan dalam tarian buyung ini, yaitu pada saat penari dengan kemampuanya untuk menari di atas kendi dengan menjunjung buyung.
Busana  atau  kostum  yang dipakai dalam tari Buyung  meliputi : apok atau kemben dengan  kain warna  emas  sebagai penutup dada atau bisa  juga memakai kebaya, sabuk sebagai ikat pinggang  dan sampur atau soder sebagai aksesoris. 
Sebelum  tahun 1980-an  musik atau iringan  tari buyung  menggunakan  perangkat gamelan degung. Seiring berjalannya waktu  iringan nya beralih menggunakan  perangkat kacapian, yaitu instrument  kecapi indung, kecapi rincik, dan suling.    Iringan  tidak saja menggunakan kecapi suling , tetapi  bisa juga menggunakan gamelan pelog atau salendro. Iringan  seperti ini digunakan dalam  acara Seren Taun khususnya , tari Buyung  menggunakan iringan  kecap suling karena terdengar lebih  syahdu .  Alasan lainnya karena  pertimbangan  efisiensi yaitu karena  kecapi suling  digunakan  juga untuk  mengiringi  rangkaian  beberapa acara yang akan  ditampilkan, antara lain  sebagai iringan pembuka atau tatalu dalam puncak acara Seren Taun.
 Adapun tekhnik tabuhannya menggunakan  gaya Cianjuran, serta  ditambah goong dan  kendang dalam  tabuhan gaya ‘ klasik’ Sunda.
Tari  Buyung  merupakan salah satu ikon  atau ‘’ masterfirst’’ kesenian  masyarakat  Kuningan , khususnya di Cigugur. Kini  tari Buyung bukan saja milik P. Djatikusumah dan keluarga  dengan  pusat  kegiatannya  di Paseban  Cigugur, tetapi sudah menjadi  milik masyarakat Kuningan serta keseluruhan, bahkan  masyarakat  di luar  Kuningan sekalipun. Dan tari Buyung  diakui oleh Dinas Pariwisata  dan kebudayaan sebagai  ciri khas kesenian daerah  Kuningan. Sebagai buktinya kita dapat temukan pada buklet  Pariwisata  dan  Kebudayaan daerah Kuningan  yang menempatkan tari Buyung  sebagai cover. Situasi tersebut sangan berpengaruh terhadap pelestarian tari Buyung karena pada akhirnya tari Buyung tidak hanya disajikan dalam upacara Seren Taun  semata , tetapi  juga ditampilkan dalam berbagai acara hajatan atau syukuran  masyarakat Kuningan  baik secara perorangan  maupun secara kolektif. Bahkan  tari  Buyung juga pernah ditampilkan  di Taman Mini Indonesia Indah  sebagai duta seni  pada tahun 1992 yang melibatkan 1500 personil. Dalam acara ini  tari Buyung  tidak tampil sendiri melainkan  sebuah rangkaian acara Seren Taun  yang di tampilkan di Taman Mini  Indonesia Indah.

 Sumber dan Dokumentasi :
Skripsi Elisabeth Retnowati (STSI 2006)  Tari Buyung Dalam Upacara Seren Taun Di Cigugur  Kabupaten Kuningan Jawa Barat
(Kajian  Terhadap  Konsep dan Struktur Penyajian)

VIDEO TARI BUYUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...