Senin, 20 Mei 2019

SENI DOGDOG LOJOR

TARI DOGDOG LOJOR


ditulis oleh:

Syalman Adriandani
NIM: 18123036

Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan seni karawitan

A. Sejarah Tari Dogdog Lojor
    Dogdog Lojor adalah salah satu kesenian tradisional asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kesenian ini memperpadukan antara seni gerak dan vokal syair-syairnya bersifat lelucon. Nama dogdog lojor diambil dari alat musik yang digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi “dog”. Karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”.
    Pada masa lampau dogdog lojor merupakan pelengkap upacara adat atau ritual, seperti upacara sesudah panen, ngalaksa, seren tahun, dan ngaruat. Namun demikian, jika ada khitanan atau perkawinan biasanya (tanpa diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan pakaian khasnya, yaitu baju kampret dan celana pangsi warna hitam. Mereka berjalan mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan membunyikan angklung. Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat, mereka pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan alat-alat yang dibawanya. Setelah semua rumah-rumah penduduk dikelilingi, maka orang yang membawa dogdog lojor dan angklung datang kembali ke tempat rumah yang punya hajat. Disana mereka diberi makanan dan minuman oleh yang punya hajat. Selesai makan, mereka pergi berkeliling lagi sambil men-dogdog dan meng-angklung. Ini merupakan pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di kampung itu ada yang mengadakan selamatan, baik itu berupa khitanan atau pernikahan dan sekaligus memohon doa restu agar hajatan berjalan dengan selamat.

Alat musik dogdog
https://www.google.com/search?q=dogdog+lojor&tbm.
B. Perkembangan Tari Dogdog Lojor
    Karya tari ini mengambil dari akar tradisi upacara Seren Tahun Kampung Adat Ciptarasa, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, ditata ulang oleh Toto Sugiarto dan Rudi Kurniawan. Dengan penata gending Ujang Hendi dari sanggar Anggitasari, Parungkuda, Sukabumi, yang pernah meraih juara umum pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di TMII tahun 2005 dan menjadi wakil Jawa Barat di Pareda Tari Nusantara tahun 2007, meraih tarian terbaik lima besar.
    1. Fungsi
    Fungsi dari Dogdog Lojor ini diantaranya untuk upacara Seren Taun, Upacara Sedekah, Upacara Ruwatan, syukuruan 40 hari bayi lahir, dan upacara ngabaladah ”pembukaan” ladang baru dan upacara perkawinan, adalah upacara  yang selalu diiringi damean seni dogdog lojor ini.
    Masyarakat Banten khususnya masyarakat Baduy mempunyai upacara-upacara yang dianggap sakral dan magis, seperti upacara di atas. Disini dogdog lojor sangat berperan karena seni ini dianggap seni yang buhun dan mengandung nilai-nilai magis
    Seni dogdog lojor dapat dijadikan sarana ungkapan rasa syukur, ungkapan penolak bala, dan ungkapan persembahan, atau bahkan ungkapan rasa kegembiraan. Semua dapat dilihat dalam upacara yang laksanakannya. Namun dalam perkembangan zaman ini seni dogdog lojor mulai memudar, dari seni yang dianggap sakral dan magis menjadi hiburan yang kapan dan dimana saja dapat dipertunjukkan.
2. Pemain dan Waditra
    Pemain yang diperlakukan dalam seni ini berjumlah minimal 12 orang yang terdiri atas 4 orang pemain dogdog dan 8 orang  pemain angklung. Dibagi menjadi dua kelompok demean jumlah orang yang sama. Para pemain tidak dimonopoli oleh kaum pria saja, kini demean perkembangan zaman maka perempuan pun bisa memainkan seni ini. Waditra yang dipergunakan dalam permainan ini adalah dogdog dan angklung.
C. Alat Musik yang Dipergunakan
    Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam seni dogdog lojor, yaitu : dogdog lojor 2 buah, angklung buhun 4 buah, gendang 1 buah, kecrek, dan kecapi 1 buah. Dogdog lojor dibuat dari pohon pinang atau bambu besar (awi gombong) yang panjangnya kurang lebih 1,24 cm, lubang belakang dengan garis tengah 20 cm, ditutup oleh kulit kambung atau kulit biri-biri. Untuk mengikat kulit agar tidak lepas diperlukan rarawat atau tali rotan dan memakai pasak. Pasak juga berfungsi sebagai pengatur bunyi atau atau suara dogdog. Fungsi dogdog sebagai komando baik kepada nayaga.   
    Untuk memainkan seni dogdog lojor ini ketika semua pemain dogdog lojor sudah siap, maka yang pertama kali ditabuh adalah goong (tiga kali). Kemudian, disusul  oleh bunyi gendang untuk menandakan permainan akan segera dimulai. Tidak lama kemudian, masuklah iringan yang terdiri dari 2 orang pemegang dogdog lojor dan 4 orang penabuh atau pembawa angklung ke tempat arena pementasan sambil berjalan berjingkat-jingkat dan menari sambil menggerakan anggota badan mengikuti suara alat yang mereka tabuh. Selesai mengelilingi arena pementasan sebanyak 1-2 putaran mereka duduk/bersila, kemudian “kidung” ditembangkan oleh juru kawih perempuan dengan diiringi kecapi dan gendang serta goong. Adakalanya penembang kidung dibawakan oleh pamain pemain dogdog lojor atau pemain angklung.
    Berikut adalah salah satu contoh kidung pembukaan :
Bismillah ngawitan ngidung
Nyebat asmaning Allah
Neda rahmat hidayahna
Ginuluran nu utami
Tebihkeun lara tunggara
Salamet sawargi-wargi
Sim abdi unjuk pihatur
Bilih kirang sihaksami
Hapunteun sateuacanna
Tangtos kirang tata-titi
Dina sagala rupina
Tebih pisan ti utami
Ngiring sambung tumalapung
Dina pagelaran seni
Budaya Banten Selatan
Nu mangrupi dogdog lojor
Dipirig tepak kendangna
Dijentrengan ku kacapi
Amin yaa rabbal alamin
Mugi gusti nangtayungan

Kemudian, dilanjutkan dengan sebuah kawih yang isinya tentang dogdog lojor atau mengenai apa yang sedang dipagelarkannya. Kawih tentang dogdog lojor adalah “Kawih Salaka Domas”.
    Dogdog-dogdog lojor seni buhun ti baheula 2x
    Kudu dipiara dirawat ku urang Sunda 2x

    Seni ti karuhun 2x
    Omat tong dimomorekeun 2x
    Hayu urang jungjung tradisi budaya Banten 2x

    Neda hapunteun tangtos kirang ti utami 2x
    Ieu dogdog lojor raehan mangsa kiwari 2x  

    Tah mung sakitu ti rombongan dogdog lojor 2x
    Kanca mitra Lebak nyanggakeun wilujeung tepat 2x

Bersama dengan usainya kawih yang ditembangkan, para pemain menabuh dogdog lojor sambil menyusun barisan menjadi dua grup yang akan memulai permainannya. Unsur mengadu kekuatan terdiri dari adu kepala, pundak, kaki, pantat, dan engkle. Selesai mengadu kekuatan, kemudian mereka berpura-pura hendak pulang, tp sebenarnya menjemput 4 orang putri tersebut menari-nari di arena. Dan, dengan selesainya tarian mereka, maka berakhirlah permainan dogdog lojor.



Tarian dogdog lojor (https://nationalgeographic.co.id)
PENULIS : SYALMAN ANDRIANDANI
SUMBER : TOTO SUGIARTO
SUMBER FOTO : 1. JAKA GAUMANTARA
        2. https://nationalgeographic.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...