Senin, 20 Mei 2019

SENI HELARAN SISINGAAN

Observasi Kesenian Sisingaan ( Sanggar Seni SETIAWARGI “Robot Group” )

Ditulis oleh:

Muhammad Aprilian
NIM: 18123007

Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung.
Jurusan seni karawitan.


Gambar 1 (Helaran Sisingaan)

19 s/d 21 Oktober 2018
2 sampai 3 hari yang lalu tepatnya hari jumat 19 s/d 21 Oktober 2018 saya mengunjungi Sanggar Seni Robot Group di Desa Tambak mekar, Kec. Jalancagak, Subang Jawa Barat. Pada hari itu saya ditemani 2 orang untuk  mewawancarai salah satu tokoh pelestari budaya atau kesenian Sisingaan yang ada di daerah Subang Jawa Barat.

  1. BIOGRAFI
Dalam bahasa Indonesia, kata sisingaan diambil dari kata singa atau boneka yang berbentuk hewan singa atau  harimau. Karena dulunya banyak harimau di kawasan hutan perbukitan lereng timur laut Gunung Tangkubanparahu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, tepatnya di kampung Cimaung.

Beratus tahun kemudian, Cimaung melahirkan seorang suhu seni tradisi sisingaan, dia ialah Ukat Mulyana atau sering dikenal dengan julukan ”Mang Robot”. Julukan Mang Robot diberikan warga kepada Ukat Mulyana karena keahliannya menabuh kendang pencak secara terus-menerus selama berjam-jam. Warga menyebut dia sebagai penabuh nu euweuh kacape atau ( orang yang tidak kenal lelah seperti robot).

Di sela-sela waktu senggangnya, Ukat Mulyana juga tidak kenal lelah berkeliling ke kampung-kampung di Subang untuk menyebarkan keahliannya, “ngamuridkeun”, yakni ( melatih seni sisingaan kepada para pemuda desa secara sukarela ). Maka, lengkaplah julukan Mang Robot sebagai Maestro sisingaan,

Gambar 2 (pertunjukkan sisingaan)


  1. SEJARAH SISINGAAN
Pada zaman kolonial belanda sekitar tahun 1800 wilayah Subang yang merupakan daerah perkebunan subur yang dikuasai oleh Belanda dan Inggris dengan perusahaan yang bernama P&T ( Pamanoeakan & Tjiasem ) Lands.
Kala itu, dua dimensi kekuasaan yang eksploitatif mendera rakyat Subang. Secara politis, wilayah Subang diperintah Belanda, tetapi secara ekonomi, berada di bawah kekuasaan pengusaha P&T Lands. Akibatnya, ribuan rakyat Subang, termasuk leluhur Ukat, menderita karena sumber-sumber kehidupannya terkuras kolaborasi pengusaha dan penguasa. Sekelompok seniman waktu itu melakukan perlawanan dengan membuat sisingaan atau singa-singaan.yang menggambarkan sebagai binatang buas dan jahat. Maka, mereka membuat dua boneka sisingaan yang melambangkan Singa Belanda dan Singa Inggris. Dalam setiap pergelaran, kedua patung singa itu ditumpangi anak-anak.
Simbolisasi ini merupakan pesan bahwa generasi yang akan datang harus mampu ”menunggangi singa-singa” itu, tidak sebaliknya seperti para orangtua mereka. Oleh karena itu, hingga kini dalam setiap pergelaran sisingaan selalu ditampilkan dua patung singa yang ditumpangi anak-anak.

  1. PERTUNJUKAN SISINGAAN
Pertunjukan sisingaan diawali dengan kata-kata sambutan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok. Setelah pemimpin kelompok memberikan kata sambutan, barulah anak yang akan yang akan diarak dipersilahkan untuk menaiki boneka singa. Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu-lagu yang berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan. Kemudian, sejumlah 8 orang pemain akan mulai menggotong dua buah boneka singa (satu boneka digotong oleh 4 orang).
Setelah para penggotong boneka singa siap, maka sang pemimpin akan mulai memberikan aba-aba agar mereka mulai melakukan gerakan-gerakan tarian secara serempak dan bersamaan. Para penggotong boneka itu segera melakukan gerakan-gerakan akrobatis yang cukup mendebarkan.
Gerakan-gerakan tarian yang biasa dimainkan oleh para penggotong boneka singa tersebut adalah: ( igeul ngayun glempang, pasang/kuda-kuda, mincid, padungdung, gugulingan, bangkaret, masang, sepakan dua, langkah mundur, kael, ewag, jeblang, depok, solor, sesenggehan, genying, putar taktak, nanggeuy singa, angkat jungjung, ngolecer, lambang, pasagi tilu, melek cau, nincak rancatan, dan kakapalan. )

Sedangkan, lagu-lagu yang dimainkan oleh juru kawih untuk mengiringi tarian biasanya diambil dari kesenian Ketuk Tilu, Doger, dan Kliningan, seperti : ( Keringan, Kidung, Titipatipa, Gondang, Kasreng, Gurudugan, Mapay Roko, Kembang gadung, Kangsring, Kembang Beureum, Buah Kawung, Gondang, Tenggong Petit, Sesenggehan, Badudud, Tunggul Kawing, Samping Butut, Sireum Beureum, dan lagu Selingan (Siyur, Tepang Sono, Awet Rajet, Serat Salira, Madu dan Racun, Pria Idaman, Goyang Dombret, Warudoyong dan lain sebagainya ).

Pertunjukan sisingaan ini dilakukan sambil mengelilingi kampung atau desa, hingga akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Dan, dengan sampainya para penari di tempat semula, maka pertunjukan pun berakhir.

  1. PERKEMBANGAN
Di Kabupaten Subang, sisingaan tumbuh dan berkembang karena apresiasi masyarakat masih tinggi. Seni ini biasanya ditanggap (diundang) oleh keluarga yang menyelenggarakan hajat khitanan untuk anak-anaknya. ”Kalau anak dikhitan, rasanya kurang sempurna hajatannya apabila tidak nanggap sisingaan,” ujar Teguh Meinanda (56), tokoh masyarakat Desa Tambakmekar. Oleh karena itulah pada musim khitanan, biasanya pada bulan Islam, Rayagung (Zulhijah) dan Maulud, grup-grup sisingaan Subang sedang marema atau banyak undangan.
Di samping hari-hari besar kenegaraan, setiap minggu pada musim ramai itu Lingkung Seni Setiawargi bisa tampil dua kali di tempat berbeda. Ukat Mulyana biasanya membawa 25 personil, Sekali tampil, setiap anak buahnya rata-rata mendapat honor Rp 50.000 per/orang. Sebagai pimpinan rombongan, Ukat mendapat tiga kali lipatnya ditambah sewa sound system Dll.

Tarif undangan sisingaan rata-rata Rp 3 juta s/d Rp 5 juta per/panggung bagaimana banyak atau tidaknya sisingaan yang digunakan ”Adakalanya (kami) dibayar lebih, tetapi ada juga yang kurang dari itu. Kami biasanya maklum saja jika kekurangannya dibayar cap nuhun,” seloroh Ukat. Kekurangan bayaran itu akan sirna oleh keharuan yang tak ternilai setelah Ukat melihat keluarga yang punya hajat bahagia dan bangga bisa menggelar sisingaan.



Sumber foto:
Giant maeztozo

1 komentar:

  1. numpang share ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^

    BalasHapus

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...