TEMBANG SUNDA CIANJURAN
Ditulis oleh:
Sania Putri Oktaviani
NIM 18123005
NIM 18123005
Mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan
Tembang
Sunda Cianjuran merupakan salah satu kesenian khas masyarakat sunda yang
berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurut salah satu tokoh tembang
sunda cianjuran yaitu Drs. H. Yus Wiradiredja, istilah tembang sunda cianjuran
ini adalah perkembangan dari Seni Mamaos, jadi pada zaman dahulu tembang sunda ini
terkenal dengan sebutan Seni Mamaos. Secara Terminologi, tembang sunda
merupakan hasil dari seminar pada tahun 1962 oleh para budayawan sunda. Dalam
seminar tersebut terdapat diskusi antara para budayawan mengenai nama tembang
sunda, yang pada mulanya dikenal dengan Seni Mamaos, namun ditetapkan dengan
nama Tembang Sunda, karena menurut mereka, seni Mamaos terdapat di
daerah-daerah lain, misalnya seni mamaos Garut, seni mamaos Tasikmalaya, dan
yang lainnya. Kemudian ditetapkanlah nama Tembang Sunda Cianjuran.
Asal
mula lahirnya tembang sunda cianjuran itu lahir pada abad ke-19 tepatnya pada
tahun 1840-an, ketika Dalem Pancaniti menjabat sebagai bupati Cianjur yang
ke-8. Dalem Pancaniti adalah sosok bupati yang mempuni dalam ilmu pemerintahan,
ilmu keagamaan bahkan dalam ilmu kebudayaan. Bahkan sejak kecil, Dalem
Pancaniti sudah memiliki kegemaran dalam berbagai kesenian, karena sejak beliau
kecil ayahnya sering mengundang berbagai kesenian ke Pendopo Cianjur, misalnya
seni pantun, seni degung, wayang golek dan yang lainnya. Hal tersebut membuat
Dalem Pancaniti menciptakan Tembang Sunda Cianjuran. Ketika menjabat sebagai
bupati Cianjur, Dalem Pancaniti ingin membuat sebuah kesenian baru. Dalam
proses menciptakan Tembang Seni Cianjuran, Dalem Pancaniti mengundang beberapa
ahli kesenian, diantaranya ahli pantun, ahli degung dan yang lainnya. Hal
tersebut yang membuat lahirnya wanda papantunan, wanda dedegungan, wanda
jejemplangan, wanda rarancagan dan panambih dalam Tembang Sunda Cianjuran. Jadi
lahirnya Tembang Sunda Cianjuran itu adalah hasil dari berbagai genre seni
suara yang ada di Cianjur.
Penyebaran
Tembang Sunda Cianjuran ke berbagai daerah di Jawa Barat yaitu pada zaman
dahulu Cianjur merupakan pusat pemerintahan priangan yang di zaman sekarang
pusat pemerintahan Jawa Barat terletak di Kabupaten Bandung. Pada masa periode
bupati Wiratanakusuma ke-5, tepatnya ketika beliau menjabat sebagai bupati pada
tahun 1910-1920 dan ketika beliau telah selesai menjabat sebagai bupati, beliau
pindah ke Bandung dengan membawa perangkat alat degung,dan juga alat-alat
kesenian lainnya, bahkan beliau membawa ahli seni yang bernama Raden Ece Majid
ke Pendopo Bandung untuk melatih kesenian di lingkungan Pendopo. Ketika
Wiratanakusuma menjabat menjadi bupati Bandung, Tembang Sunda Cianjuran sudah
mulai dikenalkan ke bupati-bupati lainnya, dengan kata lain Bandung merupakan
pusat pengembangan Tembang Sunda Cianjuran.
Sebelum
menyebar ke daerah-daerah lain, Tembang Sunda Cianjuran belum menjadi seni
pertunjukan, karena kesenian ini hanya ditampilkan di pendopo Cianjur yang
hanya disaksikan oleh Para Menak Cianjur. Namun setelah menyebar ke
daerah-daerah lain, Tembang Sunda Cianjuran sudah mulai berkembang menjadi seni
petunjukan, dimana kesenian ini disaksikan oleh para tamu dan mulai disaksikan
oleh masyarakat. Pada tahun 1960-an, Tembang Sunda Cianjuran ini mulai
dibuatkan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran oleh Daya Mahasiswa Sunda (Damas)
hingga sekarang.
Namun
sampai saat ini, Tembang Sunda Cianjuran dikenal dengan salah satu kesenian
Para Menak atau kesenian elite, dan juga termasuk ke kesenian kalangenan pada
masanya, namun setelah berkembangnya zaman, Tembang Sunda Cianjuran ini dapat
dikategorikan sebagai hiburan klasik bagi masyarakat.
Waditra
yang digunakan dalam kesenian Tembang Sunda Cianjuran ini yaitu, Kacapi Indung,
Kacapi Rincik, Suling dan Rebab. Pertunjukan Tembang Sunda Cianjuran di masa
sekarang tidak terdapat perubahan yang signifikan, masih ditampilkan dengan
gaya yang elegant, klasik, dan berwibawa.
Sumber
: Hasil wawancara dengan tokoh Tembang Sunda Cianjuran Drs. H. Yus Wiradiredja.
( pada tanggal 26 April 2019 di
Ruang Baca ISBI Bandung )
Koleksi
Foto : 1. Foto koleksi Deskripsi kesenian Jabar ( Ganjar Kurnia, Arthur s.
Nalan )
2. Foto koleksi Giant Maeztoso
di TVRI tahun 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata mencerminkan jati diri =)