Senin, 06 Mei 2019

SENI MAMAOS DARI CIANJUR


TEMBANG SUNDA CIANJURAN

Ditulis oleh:

Sania Putri Oktaviani
NIM 18123005
Mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Jurusan Seni Karawitan


Tembang Sunda Cianjuran merupakan salah satu kesenian khas masyarakat sunda yang berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurut salah satu tokoh tembang sunda cianjuran yaitu Drs. H. Yus Wiradiredja, istilah tembang sunda cianjuran ini adalah perkembangan dari Seni Mamaos, jadi pada zaman dahulu tembang sunda ini terkenal dengan sebutan Seni Mamaos. Secara Terminologi, tembang sunda merupakan hasil dari seminar pada tahun 1962 oleh para budayawan sunda. Dalam seminar tersebut terdapat diskusi antara para budayawan mengenai nama tembang sunda, yang pada mulanya dikenal dengan Seni Mamaos, namun ditetapkan dengan nama Tembang Sunda, karena menurut mereka, seni Mamaos terdapat di daerah-daerah lain, misalnya seni mamaos Garut, seni mamaos Tasikmalaya, dan yang lainnya. Kemudian ditetapkanlah nama Tembang Sunda Cianjuran.

    
Asal mula lahirnya tembang sunda cianjuran itu lahir pada abad ke-19 tepatnya pada tahun 1840-an, ketika Dalem Pancaniti menjabat sebagai bupati Cianjur yang ke-8. Dalem Pancaniti adalah sosok bupati yang mempuni dalam ilmu pemerintahan, ilmu keagamaan bahkan dalam ilmu kebudayaan. Bahkan sejak kecil, Dalem Pancaniti sudah memiliki kegemaran dalam berbagai kesenian, karena sejak beliau kecil ayahnya sering mengundang berbagai kesenian ke Pendopo Cianjur, misalnya seni pantun, seni degung, wayang golek dan yang lainnya. Hal tersebut membuat Dalem Pancaniti menciptakan Tembang Sunda Cianjuran. Ketika menjabat sebagai bupati Cianjur, Dalem Pancaniti ingin membuat sebuah kesenian baru. Dalam proses menciptakan Tembang Seni Cianjuran, Dalem Pancaniti mengundang beberapa ahli kesenian, diantaranya ahli pantun, ahli degung dan yang lainnya. Hal tersebut yang membuat lahirnya wanda papantunan, wanda dedegungan, wanda jejemplangan, wanda rarancagan dan panambih dalam Tembang Sunda Cianjuran. Jadi lahirnya Tembang Sunda Cianjuran itu adalah hasil dari berbagai genre seni suara yang ada di Cianjur.


Penyebaran Tembang Sunda Cianjuran ke berbagai daerah di Jawa Barat yaitu pada zaman dahulu Cianjur merupakan pusat pemerintahan priangan yang di zaman sekarang pusat pemerintahan Jawa Barat terletak di Kabupaten Bandung. Pada masa periode bupati Wiratanakusuma ke-5, tepatnya ketika beliau menjabat sebagai bupati pada tahun 1910-1920 dan ketika beliau telah selesai menjabat sebagai bupati, beliau pindah ke Bandung dengan membawa perangkat alat degung,dan juga alat-alat kesenian lainnya, bahkan beliau membawa ahli seni yang bernama Raden Ece Majid ke Pendopo Bandung untuk melatih kesenian di lingkungan Pendopo. Ketika Wiratanakusuma menjabat menjadi bupati Bandung, Tembang Sunda Cianjuran sudah mulai dikenalkan ke bupati-bupati lainnya, dengan kata lain Bandung merupakan pusat pengembangan Tembang Sunda Cianjuran.
Sebelum menyebar ke daerah-daerah lain, Tembang Sunda Cianjuran belum menjadi seni pertunjukan, karena kesenian ini hanya ditampilkan di pendopo Cianjur yang hanya disaksikan oleh Para Menak Cianjur. Namun setelah menyebar ke daerah-daerah lain, Tembang Sunda Cianjuran sudah mulai berkembang menjadi seni petunjukan, dimana kesenian ini disaksikan oleh para tamu dan mulai disaksikan oleh masyarakat. Pada tahun 1960-an, Tembang Sunda Cianjuran ini mulai dibuatkan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran oleh Daya Mahasiswa Sunda (Damas) hingga sekarang.  
Namun sampai saat ini, Tembang Sunda Cianjuran dikenal dengan salah satu kesenian Para Menak atau kesenian elite, dan juga termasuk ke kesenian kalangenan pada masanya, namun setelah berkembangnya zaman, Tembang Sunda Cianjuran ini dapat dikategorikan sebagai hiburan klasik bagi masyarakat.
Waditra yang digunakan dalam kesenian Tembang Sunda Cianjuran ini yaitu, Kacapi Indung, Kacapi Rincik, Suling dan Rebab. Pertunjukan Tembang Sunda Cianjuran di masa sekarang tidak terdapat perubahan yang signifikan, masih ditampilkan dengan gaya yang elegant, klasik, dan berwibawa.


Sumber : Hasil wawancara dengan tokoh Tembang Sunda Cianjuran Drs. H. Yus Wiradiredja.
               ( pada tanggal 26 April 2019 di Ruang Baca ISBI Bandung )
Koleksi Foto : 1. Foto koleksi Deskripsi kesenian Jabar ( Ganjar Kurnia, Arthur s. Nalan )
                      2. Foto koleksi Giant Maeztoso di  TVRI tahun 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata mencerminkan jati diri =)

JANAKA SUNDA, SENI LAWAK SUNDA

JANAKA SUNDA Ditulis oleh: Syalman Andriandani NIM: 18123036 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, jurusan seni karawit...